Kelangkaan BBM ‘Hantui’ Masyarakat, Komisi II DPRD Sultra Hearing Pertamina

0

DETIKSULAWESI.COM, KENDARI- Buntut kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) tang terjadi di wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) yang terjadi hampir sebulan terakhir ini, mempengaruhi harga barang di pasaran.

Pihak Komisi II Deprov Sultra pun langsung membentuk tim investigasi untuk mendeteksi terjadinya kelangkaan tersebut.

Tak hanya itu, Komisi II Deprov Provinsi Sultra melakukan hearing terhadap pihak Pertamina untuk dimintai keterangan terjadinya antrian panjang di sejumlah SPBU. Sejumlah Mahasiswa diajak dalam Rapat Dengar Pendapat tersebut di ruangan Sekretariat DPRD Provinsi Sultra.

Farhana mengungkapkan, kondisi di lapangan menunjukkan bahwa kelangkaan BBM yang terjadi di wilayah Sultra, mengakibatkan antrian panjang di setiap SPBU hingga ke wilayah Kolaka.

Tak hanya itu, banyaknya konsumen yang menggunakan Jerigen ikut antrian mendapatkan BBM.

“Masyarakat pengendara, supir- supir angkot dan kendaraan, roda 2 dan 4, mereka sangat membutuhkan BBM untuk beraktivitas, maka hal ini perlu ada perhatian dari pemerintah dan DPRD karena adanya sorotan dari mahasiswa dan aktitivis serta LSM,” ujar Farhana.

Melihat kondisi ini Komisi II DPRD Provinsi Sultra, meminta pihak Pertamina untuk memastikan kecukupan stok, untuk mengatasi kelangkaan BBM.

Komisi II pun meminta penjelasan dari pihak Pertamina.

“Sebab kelangkaan diduga turut terjadi karena ada pihak-pihak yang diduga tak pantas menggunakan BBM atau juga BBM bersubsidi tidak tepat sasaran, serta banyaknya pengecer di pinggir jalan dan di depan SPBU,” kata Farhana di depan pihak Pertamina dan Mahasiswa.

Sementara itu Anggota Komisi II, Rasyid, mengungkapkan hasil pantauan di lapangan di SPBU Anduna.

“Baru-baru ini juga terjadi kelangkaan BBM, dan ada salah satu warga hendak membeli BBM jenis Solar Non Subsidi sebanyak 2 ribu liter, tapi menurut pihak operator beralasan pegisian BBM akan dilayani jika berada di bawah angka 500 liter.

“Kata mereka untuk pembelian 2000 liter tidak cukup, kecuali hanya 500 liter ke bawah masih bisa dilayani,” kesalnya.

Selain itu lanjut Rasyid, temuan yang ada, terdapat sejumlah kendaraan yang melakukan pengisian berulang-ulang. Diduga, BBM tersebut dipasok ke pengecer.

“Ada juga kendaraan melakukan pengisian secara berulang-ulang, dengan cara habis mengisi langsung keluar, memutar dan masuk lagi mengisi, maka ini juga menjadi faktor kelangkaan BBM,” katanya.

“Kami menduga, karena beroperasinya sejumlah tambang di Sultra menjadi salah satu penyebab langkanya BBM,” pungkasnya.

Pihak Pertamina pun beralasan tak tahu penyebab langkanya BBM.

“Mari kita sama-sama turun di lapangan, mengapa bisa terjadi kelangkaan BBM, jangan sampai hanya isu-isu saja, dan menurut kami adanya keterlambatan suplai, disebabkan adanya pengalihan penyaluran suplai dari terminal Kolaka ke Kendari, sedangkan perjalanan dari kolaka kendari untuk mobil biasa memakan waktu 4 jam. Sedangkan mobil tangki penyalur itu bisa memakan waktu 6 hingga 7 jam ke wilayah Kendari,” ujar Arif selaku manejer Pertamina.

Ia pun menjelaskan jika stok dari oertamina tidak pernah dikurangi. SPBU pun mendapat jatah yang sesuai dan bahkan ditambah oleh Pertamina.

“Kuota Premium 160 ribu KL, selama satu tahun untuk Sultra. Sementara realisasi kita masih 130 ribu KL, artinya masih 87 persen tersalurkan. Untuk Bio Solar kita dapat kuota 124 ribu KL, sementara realiasi sudah 103 ribu KL, dan datanya ada resmi dari Rayon 7 Makassar,”Jelas Arif di hadapan Komisi II DRRD Provinsi Sultra.

(Edison)

Leave A Reply

Your email address will not be published.