DETIKSULAWESI.COM, TOLITOLI – Shegar, warga dusun kenari, Desa Galumpang, Kecamatan Dakopemean, Kabupaten Tolitoli, salah satu anggota panitia pemungutan suara (PPS) hingga kini masih terbaring sakit.
Menurut keterangan Mursalin, orang tua Shegar,
Saat tengah melakukan perhitungan suara ia mengeluh sakit, dan langsung dibawa kesalah satu rumah warga untuk mendapatkan perawatan
Shegar merupakan salah satu petugas PPS yang bertugas saat pemilu legislatif dan pilpres yang hingga kini masih terbaring sakit.
Mursalin mengaku, walaupun dalam keadaan sakit, anaknya masih sempat mengikuti perhitungan suara tingkat PPK kecamatan Dakopemean selama 2 hari sebelum akhirnya ia kembali jatuh sakit.
Setelah beberapa hari mendapatkan perawatan dirumah, keluarga memutuskan untuk membawa Shegar ke puskesmas setempat untuk mendapatkan sebelum kemudian di rujuk ke RSUD Mokopido, Senin (06/05/2019) lalu.
Setelah dirawat selama 4 hari Shegar meminta dikeluarkan dari rumah sakit, kamis(09/05). Keluarga pun harus membayar Rp 2 juta untuk biaya perawatan selama di RS.
Shegar, harus jadi pasien umum karena BPJSnya menunggak selama 5 tahun (belum aktif) membuat keluarga bingung mengenai biaya membuat BPJSnya aktif kembali.
“Kami keluarga bingung BPJS sudah tidak aktif, karena tidak ada biaya,” keluh Ayah Shegar. Kepada detiksulawesi.com, sabtu (11/05/2019).
Pun dengan Amna, Ibu Shegar, Sambil menahan tangis, ia menceritakan sejak keluar dari rumah sakit Kondisinya terus menurun.
Bahkan, kata dia, anaknya kesulitan menelan makanan maupun air.
“Kami khawatir. Mau tidak mau harus dirujuk kembali kerumah sakit pak, sekalipun harus masuk sebagai pasien umum,” ucap Amna.
Ia menuturkan, Ada atau tidaknya santunan untuk anggota PPS yang sakit, keluarga belum mengetahuinya.
“Sejauh ini belum pernah ada yang mengaku dari Bawaslu atapun pihak dari KPU yang datang melihat keadaan shegar lagi sakit selama kurang lebih 3 minggu,” ujar sang ibu sambil menahan haru melihat keadaan anaknya.
Saat detiksulawesi.com, mendatangi kediamannya, sabtu (11/05/) malam kondisi Shegar, semakin memburuk dan hanya mendapatkan perawatan dari pihak keluarga.
“Mau dirujuk namun beban ekonomi keluarga pas pasan belum lagi BPJSnya menunggak selama 5 tahun dan butuh biaya sekitar Rp3 juta agar BPJSnya bisa aktif kembali,” Amna mengungkapkan.
Melihat kondisi Shegar, keluarga pun berharap ada perhatian dari pihak KPUD dalam membantu biaya pengobatan Shegar.
Sebab hingga kini belum ada pihak terkait yang datang melihat maupun memberikan atas kondisi yang dialami salah satu anggota PPS asal desa Galumpang ini.
(Nadir)