Sumur Tua dan Jejak Islamisasi di Kaidipang

0

DETIKSULAWESI.COM,BOLMUT – Di depan Masjid Al-Ikhlas, Desa Kuala Utara Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut) terdapat sumur tua yang sudah berusia ratusan tahun. Sumur ini merupakan salah satu bukti dan jejak sejarah masuknya agama Islam di Kerajaan Kaidipang.

Keberadaan sumur ini membuka tabir sejarah masuknya Agama Islam pada abad 17 Masehi dan kisah-kisah menyertainya yang tidak terlepas keberadaan dari Kerajaan Kaidipang.

Masuknya Agama Islam di wilayah ini tidak terlepas dari peran besar Raja Kaidipang ke 8, yang bernama Wellem David Korompot. Jika telusuri dokumen-dokumen (literatur) yang dijadikan referensi baik yang berbahasa asing (Belanda) maupun Arsip Nasional Republik Indonesia, nama Raja Wellem David Korompot ditulis sebagai Wellem David Cornput.

Raja Wellem David Korompot memerintah kurang lebih 32 tahun (1750 – 1782).
Resmi naik tahta pada tanggal 25 Mei 1750 dihadapan Residen Jan Ellias Van Mijlendonk.
Raja Wellem David Korompot menandatangani akte/ Kontrak terakhir di Benteng Oranye Ternate dihadapan Gubernur Jenderal Maluku Alexander Corbone pada tanggal 1 November 1782.
Raja Wellem David Korompot (Cornput) dicatat lembaran dan terdokumentasi dalam sejarah sebagai Raja Kaidipang dan Bolangitang.

Tertulis dalam Silsilah Keluarga Raja Wellem David Korompot selama hidupnya berpermaisurikan :

1. Permaisuri Elisabeth / Joule Boki (Belanda).
2. Permaisuri Deinuli (Deinulio).
3. Permaisuri Vanivulawa Papeo.
4. Permaisuri Vuntinene (Bolu).

Raja Wellem David Korompot Raja Kaidipang yang pertama memeluk Agama Islam dan kemudian diikuti seluruh rakyatnya. Setelah memeluk Islam Raja Wellem David Korompot disebut sebagai Raja WALLADIN.

Diceritakan, dalam satu kesempatan dan urusan tertentu Raja Wellem David Korompot menemui Gubernur Jenderal di Ternate.
Ternyata lawatan inilah yang merubah sang Raja secara spiritual dari yang sebelumnya beragama Nasrani sebagai mana para leluhurnya, bahkan Raja Wellem David Korompot hingga ke Sultanan Sulu (Islam) di Philipina Selatan.

Setelah kembali ke Kaidipang menunjukkan dua orang tokoh yang oleh Raja Wellem David Korompot dianggap cakap dan pintar untuk berguru. (Dalam istilah orang-orang tua, untuk mengambil Ajaran Agama Islam di Kesultanan Ternate)

Dua tokoh ini bernama MISAALA dan BOLOTA yang juga guru spiritual Sang Raja, ini dibuktikan Makam Raja Wellem David Korompot berdampingan dengan kedua tokoh Misaala dan Bolota yang makam ini disebut Jere Kecil.

Sumur tua tersebut diatas, menjadi saksi bagaimana Raja ke 13 Lui Gongala Korompot (1898 – 1902) tegas memerintahkan Rakyatnya menunaikan ibadah Sholat, yang mana Raja Lui Korompot memegang cambuk dan tidak segan mencambuk rakyat jika hanya melewati Masjid disaat waktu Sholat.

Dari air sumur ini jenazah Raja Manopo Antogia/ Mahmud Korompot (1904 – 1910) dimandikan karena pelaksanaan fardhu kifayah terhadap Raja Manopo Antogia dilaksanakan di Masjid Al Ikhlas sekarang ini, tepatnya pada tanggal 7 Februari 1910.

Di lokasi Sumur tua ini menjadi bukti kuat dan oleh Balai Arkeologi telah ditetapkan sebagai Situs Peninggalan Kerajaan Kaidipang.
Bahkan dari sumur tua ini sebagai bukti bahwa di lokasi menjadi bukti Masjid tertua di Bolaang Mongondow Utara.

Sumur bersegi 4 berukuran 2 X 2 meter belum mempergunakan semen tapi menggunakan kapur (sumur Kapulo)

Penulis : Idris Antogia
Editor : Ridwan

Leave A Reply

Your email address will not be published.