PD Muhammadiyah Bitung Mengutuk Keras Aksi Teror di Gereja Katedral Makassar

0

DETIKSULAWESI.COM, BITUNG – Pimpinan Daerah (PD) Muhammadiyah Kota Bitung memberikan pernyataannya terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021) sekitar pukul 10.30 Wita.

Hal tersebut disampaikan Ketua PD Muhammadiyah Bitung Drs Ismail Jafar, saat ditemui detiksulawesi dikediamannya, Minggu malam.

“Atas nama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Bitung, kami mengutuk keras aksi terorisme yang terjadi di pintu masuk Gereja Katedral Makassar,” tegas Ismail Jafar.

Dirinya pun berharap aparat kepolisian untuk mengusut tuntas teror bom bunuh diri, serta membongkar jaringan tersebut sampai ke akarnya.

Tak lupa juga, Ismail mengajak masyarakat untuk tidak takut menghadapi aksi-aksi semacam ini. Dan tidak memberi ruang bagi para teroris untuk melakukan aksi teror.

“Aksi semacam ini harus dilawan dengan bersama – sama dan terus  memperjuangkan persatuan nasional dan menjaga toleransi antar umat beragama,” tuturnya sambil menambahkan akibat dari peristiwa tersebut, telah melukai masyarakat Indonesia yang hidup rukun dan damai.

Sementara itu, informasi terakhir yang dikutip dari detiknews.com Minggu, pukul 23:36 WIB. Polisi terus menyelidiki peristiwa bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang turun langsung ke lokasi mengatakan, pelaku menggunakan jenis bom panci dalam melakukan aksinya.

“Tentunya rekan-rekan tahu bahwa ledakan yang terjadi adalah ledakan suicide bom dengan menggunakan bom jenis bom panci,” ujar Listyo di depan Gereja Katedral Makassar, Minggu (28/3/2021).

Selain mengetahui jenis bom, polisi juga kini telah mengidentifikasi salah satu diduga pelaku. Listyo mengatakan salah satu pelaku diketahui identitasnya berdasarkan sidik jari.

Kejadian tersebut dilakukan oleh 2 tersangka. Tersangka pertama L (sidik jari identik), sedangkan tersangka kedua masih diidentifikasi,” katanya.

Listyo menerangkan L merupakan teroris jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). L juga diketahui memiliki keterkaitan dengan peristiwa bom di Gereja Katedral Jolo, Filipina pada 2018 silam.

“L merupakan kelompok JAD yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa pengeboman gereja Katedral Jolo Filipina Selatan pada Januari tahun 2018,” ucapnya.

Pasca peristiwa teror di Gereja Katedral Makassar, polisi menangkap 4 orang tersangka jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di Bima, NTB.

“Pasca bom Makassar tersebut, Polri juga telah menangkap 4 orang tersangka terorisme kelompok JAD Bima, NTB,” ujar Listyo.

(rau/dtk)

Leave A Reply

Your email address will not be published.