Reportase Perjalanan PWI dan Sembilan Komunitas ke Pulau Bongkil, Bolmut

Oleh : Ridwan Lasamano

 

Pagi hari, minggu 16 Agustus 2020, keheningan pagi tersibak oleh suara orang-orang yang sedang berkemas di Dermaga Pelabuhan Boroko, Kecamatan Kaidipang, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Bolmut).

Pagi itu, sekitar 78 orang anak-anak muda yang berkumpul di dermaga, menggendong tas besar, menjinjing tas kecil diiringi gelak tawa dan senda gurau riang.

Tak jauh dari tempat berkumpul, terdapat tumpukan teratur kemasan logistik berupa bahan makan minum dan peralatan lain seperti sedang melalui perjalanan jauh.

Di depan dermaga ke arah utara, berlabuh 4 buah kapal motor dan beberapa perahu yang rupanya siap berangkat menuju pulau seberang.

Rupanya alat transportasi laut yang disiapkan ini untuk mengangkut orang-orang yang sedang berkemas di dermaga Boroko pagi itu, minggu 16 Agustus 2020.

Mereka adalah para Wartawan media yang tergabung dalam organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bolmut, menggandeng sejumlah komunitas yang ada di Bolmut, seperti KNPI, MTMR, Lolakoa, Ikatan Boulo Vuyu, FPTI, Biker Sunnah, WCD, Genpi dan Raja Box Mania, menuju pulau Bongkil, Bolmut.

Pulau Bongkil sendiri merupakan salah satu dari 12 pulau terluar di Provinsi Sulawesi Utara yang berada di arah Barat Laut Kabupaten Bolmut dengan jarak tempuh perjalanan dua jam lebih menggunakan Kapal Motor.

Pukul 08.30 Wita, para peserta perjalanan ini mulai naik ke kapal bersama dengan barang bawaan.

Pukul 09.00 Kapal mulai bertolak meninggalkan Dermaga Boroko, melewati Air Belanda, Pulau Damar, kemudian Tanjung Dulang, terus ke arah Utara menuju Pulau Bongkil.

Cuaca cerah diwarnai angin sepoi yang berhembus pelahan dari buritan kapal, membelai halus dan sejuk para penumpang kapal yang sedang riang gembira di siang itu.

Perjalanan pun menjadi sangat menyenangkan, mengarungi lautan yang teduh siang itu, 2 jam setengah terus mengarungi akhirnya kelihatan Pulau Bongkil, samar dari kejauhan, pukul 11.30.

Kapal tak bisa berlabuh dekat pantai, maka penumpang pun berpindah tumpangan menggunakan sekoci dengan kapasitas muat 15 orang menuju pulau, namun lagi-lagi sekoci yang ditumpangi tak bisa sampai ke bibir pantai karena air sedang surut saat itu.

 

Stelah beberapa kali sekoci mengantar semua penumpang dan perbekalan, sampailah peserta semua di Pulau Bongkil.

Pukul 12.00, Gerak cepat, seluruh peserta langsung membangun tenda tempat berteduh, persiapkan dapur darurat, dalam waktu singkat makanan siang tersaji dan peserta langsung melahap menu siang itu.

Usai makan siang, pukul 14.00 oleh panitia, seluruh peserta diarahkan untuk bersih-bersih sampah plastik yang bertebaran di sepanjang lingkar pantai, terkumpul 40 karung lebih sampah plastik botol bekas minuman yang dengan berbagai pertimbangan, sampah ini tak dibakar di pulau, tapi untuk di angkut di kapal ketika pulang.

Pukul 15.00, peserta kembali di arahkan ke hamparan pasir Pantai untuk diadakan geladi pelaksanaan Upacara pengibaran bendera merah putih peringatan HUT Proklamasi Kemerdekan Republik Indonesia ke 75 yang sedianya akan dilaksanakan pada besok harinya, tanggal 17 Agustus 2020.

Diadakan dua kali pengulangan prosesi geladi upacara, walau diselingi gurauan peserta namun terlihat keseriusan dan semangat dalam persiapan upacara pengibaran bendera.

Usai geladi, pukul 17.00 peserta kembali ke kemah mempersiapkan makan malam.

Pukul 20.30, peserta menggelar diskusi dengan tema Prospek Pariwisata di Pulau Bongkil, bertindak selaku moderator adalah Ramdan Buhang, yang merupakan Sekretaris PWI Bolmut. Diskusi berlangsung hingga pukul 00.00.

Para peserta dengan antusias berdiskusi membahas tentang prospek dan potensi Wisata di pulau Bongkil ke depan.

Usai diskusi diadakan pentas seni, seluruh komunitas menampilkan pentas seni seperti menyanyi, puisi bertema kemerdekaan, teater dan sebagainya. Acara usai pada pukul 02.00 dini hari 17 agustus 2020.

Usai pentas seni, peserta kembali ke dalam kemah untuk istirahat melepas penat setelah beraktifitas seharian.

Pagi-pagi pukul 05.00, peserta dengan semangat 45 bangun pagi, mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara bendera pada pukul 10.00.

Sempat terjadi kekurangan persediaan air bersih, rupanya 25 galon air mineral yang dibawa tak cukup, sehingga 1 perahu kecil menuju ke Gentuma untuk mengambil air tambahan 11 galon lagi.

Setelah semuanya siap, peserta menuju tempat upacara di pantai.

Deburan Ombak dan hembusan angin sepoi dan matahari cerah di pantai pagi itu ikut meramaikan proses persiapan upacara.

Seluruh peserta menggunakan seragam organisasi masing-masing berbaris dengan rapi di tempat upacara.

Upacara berlangsung khidmat, diikuti oleh peserta upacara. Bertindak selaku inspektur Upacara adalah Satrin Lasama yang merupakan ketua PWI periode 2017 – 2020 dan pemimpin upacara adalah Ramly Padju yang merupakan ketua PWI Bolmut dan pembacaan naskah Proklamasi oleh Ramdan Buhang, Sekretaris PWI Bolmut.

Gurauan yang terjadi saat geladi kemarin, hilang sirna, berganti dengan khidmat, serius dan penghayatan dalam Upacara, saat pengibaran bendera diiringi lagu Indonesia Raya, peserta upacara meresapi kata demi kata lirik lagu kebangsaan ini. Panas terik matahari seolah tak terasa, yang ada hanyalah rasa nasionalisme yang menggelora di dada para anak-anak muda republik ini.

Kegembiraan tiada tara ketika selesai pelaksanaan upacara, peserta meluapkan gembira dengan foto bersama bahkan ada yang langsung terjun ke air laut, mandi dibawah belaian ombak di siang itu.

Usai upacara, peserta kembali ke kompleks kemah, pukul 13.00 makan siang dan secara marathon langsung berkemas untuk persiapan pulang kembali ke dermaga Boroko, harus berpacu dengan air pasang pada pukul 15.00 agar sekoci bisa merapat di bibir pantai.

Pukul 14.00 Masih diadakan pemancangan papan nama PWI yang bertuliskan : “TINGGALKAN KENANGANMU DAN BAWALAH SAMPAHMU”.

Pemancangan papan nama ini dilakukan oleh empat orang wartawan yaitu, Frans Ali Pontoh, Basir Ilyas, Alan Ibunu dan Ridwan Lasamano.

Pukul 14.30, kapal motor yang menjemput peserta, tiba di perairan Bongkil, peserta langsung mengangkut barang-barang menuju sekoci, tak ketinggalan 40 karung sampah yang diangkut.

Pukul 15.00, tiga buah kapal motor yang memuat peserta dan barang, bertolak meninggalkan pulau Bongkil menuju Pelabuhan Boroko.

Seperti pada saat kedatangan, cuaca pun cerah mengiringi perjalanan pulang ke Pelabuhan Boroko. 2 jam setengah mengarungi lautan akhirnya pada pukul 17.30 tiba dengan selamat berlabuh hingga Pelabuhan Boroko.

Sampai jumpa Pulau Bongkil, kami merindukanmu untuk kesana di lain waktu dan kesempatan.

Boroko, 18 Agustus 2020

*Penulis adalah Wartawan Muda pada media Detik Sulawesi.

Comments (0)
Add Comment