KOTAMOBAGU – Semangat baru dalam dunia pertanian terus tumbuh di Kota Kotamobagu. Melalui hadirnya komunitas Milenial Farm, sekelompok anak muda bersama praktisi pertanian menghadirkan konsep bertani modern yang terbuka bagi siapa saja.
Akbar Damopolii, salah satu praktisi pertanian Kotamobagu, menegaskan bahwa hal mendasar yang perlu diperkuat adalah sumber daya manusia (SDM).
“Dari SDM kita bisa memilah sesuai keahlian masing-masing di bidang pertanian. Harapannya, Kotamobagu bisa menjadi pusat studi pertanian, bahkan meski kita hanya kota kecil dengan lahan yang terbatas,” ujarnya.
Anak Muda Mulai Turun ke Lahan
Meski memiliki keterbatasan lahan, Kotamobagu justru mencatat pertumbuhan jumlah petani muda. Data menunjukkan sekitar 15–20 persen anak muda kini bergiat di sektor pertanian. Mereka bukan hanya bekerja di lahan, tetapi juga aktif membagikan aktivitas bertani di media sosial seperti Instagram, TikTok, hingga YouTube.
Kehadiran generasi muda ini memberi warna baru. Mereka lebih cepat mengadopsi teknologi, berani mencoba pola tanam modern, dan memiliki cara pandang yang berbeda.
“Petani muda di Kotamobagu selangkah lebih maju dalam pola pikir bertani. Walaupun masih ada metode lama, mereka lebih smart dalam memadukan dengan konsep modern,” kata Akbar.
Kakao Kotamobagu Dilirik Investor Jepang
Salah satu komoditas unggulan Kotamobagu adalah kakao. Baru-baru ini, CEO Cocobanasi asal Jepang melakukan kunjungan langsung untuk melihat kualitas kakao di daerah ini. Mereka bahkan membawa contoh produk olahan kakao dari Ghana, India, dan Tanzania sebagai pembanding.
Hasilnya cukup menggembirakan. Kakao fermentasi asal Kotamobagu dianggap cocok untuk pasar internasional. Investor Jepang bahkan menyatakan minat menjalin kerja sama lebih lanjut untuk ekspor.
“Ini peluang besar bagi petani kakao kita. Harga sudah baik, dan dengan kualitas yang terjaga, nilai jual bisa lebih tinggi,” jelas Akbar.
Jaga Kualitas, Perlu Kolaborasi
Untuk memastikan kualitas tetap terjaga, para petani terus mendapat edukasi, mulai dari perawatan pohon, pemilihan bibit unggul, pemupukan, hingga penggunaan pestisida yang tepat. Salah satu hal yang ditekankan adalah menjaga agar residu kimia rendah, sehingga memenuhi standar ekspor.
Akbar juga berharap ada dukungan penuh dari pemerintah. “Harapan kami, pemerintah memberi perhatian lebih agar petani Kotamobagu bisa punya brand sendiri di dunia pertanian. Sehingga ke depan, Kotamobagu bisa jadi tempat studi banding dan pusat inovasi,” ujarnya.
Terbuka untuk Semua
Komunitas ini terbuka untuk semua kalangan—baik anak muda, orang tua, maupun siapa saja yang tertarik mengembangkan pertanian modern.
Selain itu, Milenial Farm juga aktif di berbagai platform media sosial dan memiliki laman web tersendiri. Masyarakat bisa dengan mudah menjalin komunikasi, konsultasi, atau bergabung untuk berbagi ide dan gagasan.
Dengan hadirnya Milenial Farm dan dukungan berbagai pihak, Kotamobagu diharapkan mampu menjawab tantangan ketahanan pangan, menciptakan inovasi pertanian, sekaligus menjadi contoh bagi daerah lain.
(*)