Kategori yang Dinilai Dalam Lomba LSS Tingkat Nasional

0

DETIKSULAWESI.COM, KOTAMOBAGU — Tim penilai Lomba Sekolah Sehat (LSS) tingkat Nasional dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, sambangi SMA Negeri 3 Kotamobagu, Selasa (16/7/2019).

Kedatangan tim penilai ini untuk melakukan penilaian atas keikutsertaan Sekolah tersebut dalam lomba LSS tingkat Nasional.

Dimana SMA N 3 Kotamobagu merupakan satu-satunya perwakilan sekolah tingkat SMA di Sulawesi Utara (Sulut) dalam lomba ini.

Menurut Setjend Dikdasmen Kemendikbud RI, Zulkarnaen HN, selaku ketua tim penilai, Lomba Sekolah Sehat tahun ini telah ditambahkan kata “Berkarakter”, sehingga menjadi Lomba Sekolah Sehat Berkarakter tahun 2019.

Ini sejalan dengan adanya Peraturan Presiden (Perpres) nomor 87 tahun 2017 tentang penguatan pendidikan karakter di satuan pendidikan, sehingga dalam lomba ini juga melihat penguatan pendidikan karakter di satuan pendidikan.

“Maka itu, lombaa SSL tahun ini bertambah kategorinya. Dari dua kategori menjadi tiga kategori,” paparnya.

Sebelumnya, Zulkarnaen mengungkapkan, hanya best performance untuk kinerja terbaik dan best achievement untuk pencapaian terbaik, sekarang bertambah menjadi best attitude performance atau penampilan perilaku karakter yang terbaik.

“Tahun ini hanya 24 sekolah SMA yang masuk dalam penilaian lomba SSL tingkat Nasional, salah satunya SMA 3 Negeri Kotamobagu,” imbuhnya.

“Nah, dari 24 sekolah ini akan diambil 3 besar untuk tiga ketegori tadi,” kata Zulkarnaen lagi.

Sementara, Wakil Wali Kota Kotamobagu, Nayodo Koerniawan mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu berharap SMA Negeri 3 Kotamobagu bisa meraih juara dalam lomba ini.

Kata Nayodo, semua penilaian Pemkot Kotamobagu serahkan kepada tim penilai. Dan Pemkot berpesan kepada tim penilai untuk melakukan penilaian seobjektif mungkin.

“Mungkin jika yang dinilai gedung sekolah, pasti Kotamobagu kalah dengan Jakarta. Tapi, bukan hanya aspek itu yang dinilai tetapi lebih pada proses bagaimana tentang edukasi para pendidik terhadap anak didiknya, termasuk membentuk karakter anak didik agar kelak mereka selesai sekolah bisa mandiri. Itu yang mungkin menjadi target penilaian,” ujar Nayodo.

(Kifly)

Leave A Reply

Your email address will not be published.