DETIKSULAWESI.COM, BOLMONG – Upaya pencarian korban petambang emas Bukit Busa, Desa Bakan, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) resmi dihentikan Basarnas, Kamis (7/3/2019) hari ini.
Keputusan itu pun membuat keluarga korban kaget sebab mereka tidak mengetahui sebelumnya jika proses pencarian para korban telah dihentikan. Pihak Keluarga pun meminta agar pencarian tetap dilakukan.
“Sungguh kaget mendengar keputusan itu, kami keluarga tidak tahu sama sekali. Buat keluarga ini tidak adil, anak saya masih ada disana, masih banyak juga petambang yang tertimbun kenapa harus dihentikan,” ujar Nurtina Mokodompit warga Pontodon, kepada detiksulawesi.com, di RSUD Kotamobagu.
Nurtina Mokodompit merupakan Ibu dari Reza Sipasi (19) salah satu korban longsor tambang emas yang sampai saat ini belum ditemukan dan terus menanti di RSUD Kotamobagu.
Ayah dari Reza, Salihi Sipasi (48) juga protes atas keputusan tersebut. “Saat itu kepala anak saya bisa terlihat jelas dalam lubang tersebut, saat proses evakuasi kami bisa mengeluarkannya, tapi waktu itu anggota tim yang ada dilokasi meminta untuk menyerahkan kepada mereka untuk bekerja, sekarang pencarian dihentikan, ini tidak adil saya tidak terima,” Protes Ayah Korban, sambil menitihkan air mata.
Ibu korban, Nurtina berencana akan mengajak keluarga untuk melakukan aksi protes.
“Saya akan panggil keluarga, berhenti sama saja tidak bertanggung jawab,” kata Nurtina sambil menunjukan foto anaknya.
“Saya memohon, kepada Wali kota Kotamobagu, jangan biarkan anak saya, kembalikan anak saya, mintalah kepada pihak Basarnas untuk dapat melanjutkan pencarian,” pinta Nurtina yang tidak hentinya menangis.
Pun dengan Okom Yoyang (45), ia protes karena anaknya Andi Yoyang (37) Bilalang III, hingga kini juga belum diketemukan,
“Saya seorang ayah, meminta kepada pihak Basarnas dan Pemerintah Kabupaten Bolmong, supaya pencarian jangan dihentikan, biarkan anak kami bisa kembali dan bisa dimakamkan oleh keluarga,” ucapnya sambil menunjukan foto anaknya.
Tak hanya Okom, keluarga korban dari Bilalang III, Armin Simbala (75), beraksi dengan keputusan penghentian itu, dimana anaknya hingga saat ini juga belum ditemukan,
“Saya meminta dengan sangat kepada pemerintah dan Basarnas agar pencarian terus dilakukan, jika memang pemerintah sudah tidak mampu lagi ijinkan keluarga kami untuk mencarinya sampai ketemu,” ucapnya penuh harap.
Dalam konfrensi pers yang digelar oleh Basarnas, Pemkab Bolmong, Pemkot Kotamobagu, Polres Kotamobagu, Kodim 1303 Bolmong, DVI Polda Sulut dan Pihak JRBM, yang mengumumkan penghentian upaya pencarian korban dikarenakan pertimbangan kesalamatan tim dimana lokasi medan sudah tidak aman lagi meski sudah melakukan berbagai upaya dengan berpangku pada kajian terbaik.
(Yudi)