Dinkes Boltim Umumkan Kasus Pertama PDP Virus Corona

0

DETIKSULAWESI.COM, BOLTIM — Untuk pertama kalinya di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (Boltim) diumumkan adanya warga berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Virus Corona Disease atau COVID-19.

Sementara untuk jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Boltim sebanyak 17 Orang dan 1 Orang Tanpa Gejala (OTG). Sedangkan untuk pasien Positif Covid-19 masih nihil.

Berdasarkan rilis terbaru dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Boltim pertanggal 29 April 2020 Pukul 21.00 wita. Kabupaten Boltim terdapat seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang berdomisili di Desa Tutuyan, Kecamatan Tutuyan, Boltim.

BACA JUGA: Antisipasi Covid-19, KPP Bagi-Bagi Masker Dan Semprot Disinfektan Kendaraan Yang Melintas

Kepala Dinas Kesehatan, Eko Marsidi saat dikonfirmasi media ini membenarkan adanya satu pasien yang terkonfirmasi PDP dan sudah dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat Prof. Kandou Manado.

“Teman-teman wartawan saya sampaikan bahwa hari ini ketambahan 1 orang pasien dalam pengawasan dan sekarang dirawat di RS Kandou, pasien berdomisili di desa Tutuyan,” ujar Eko Marsidi kepada sejumlah wartawan.

Lanjut Eko mengatakan, pasien merupakan seorang perempuan berumur 45 tahun inisial NP, dengan riwayat perjalanan dari manado karena punya riwayat penyakit penyerta.

“Jadi yang menetapkan adalah RS. Prof. Kandou, pasien masuk dengan penyakit pneumonia dan hipertensi, karena pasien juga sering cuci darah,” ucap Eko Marsidi.

“Mudah-mudahan hasil swab pasien negatif. Kita tunggu hasilnya senin,” ucap Kadis lagi.

Sementara itu, keluarga yang melakukan kontak erat dengan pasien sudah di karantina. Kata Eko, Ada empat orang kontak erat, masing-masing ada kontak erat berat maupun kontak erat ringan.

Dirinya pun meminta masyarakat untuk tidak mengucilkan keluarganya karena pihaknya telah melakukan pencegahan dini dengan mengisolasi beberapa keluarganya yang  ada kontak erat dengan pasien.

“Yang kontak erat belum kita sampaikan, nanti jika sudah ada hasil baru kita sampaikan karena sampai hari ini stigma itu masih ada, bagaimana masyarakat tidak mengucilkan mereka termasuk keluarganya. Sekarang kita sudah isolasi dan tidak keluar, dan masyarakat tidak usah panik,” jelas Kadis Kesehatan ini.

(Parz)

Leave A Reply

Your email address will not be published.