Terkesan Pilih Kasih 50 Kelompok Nelayan Belum Tersentuh Bantuan Disperik Boltim

0

DETIKSULAWESI.COM, BOLTIM — Terdapat 50 kelompok binaan nelayan tangkap, belum terima bantuan dari Dinas Perikanan (Disperik), Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Timur (Boltim), Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Seperti diungkapkan Utung Manoarfa (43), sejak 10 tahun, tidak menerima bantuan. Kelompoknya beberapa waktu lalu, merupakan binaan Dinas Perikanan Boltim.

“Saya pernah dapat bantuan, namun sudah lama sekali. Saya memasukan proposal lagi. Tapi sekarang belum terima,” ucap Utung Manoarfa, Rabu (25/09/2019).

Kata dia, harusnya pemerintah daerah lebih memprioritaskan kelompok binaan, bukan dadakan diberikan bantuan, nantinya tidak tepat sasaran.

Hal ini mendapat tanggapan DPP Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI), Andy Riyadi, bahwa lembaganya mendapat laporan terkait banyaknya kelompok dadakan yang diberikan bantuan oleh Disperik Boltim.

“Sementara, masih banyak kelompok binaan yang butuh sentuhan pemerintah. Namun kenyataannya justru bantuan untuk kelompok nelayan, yang mendapat kelompok dadakan,” ucap Andy.

Andy juga mencontohkan yang pernah terjadi bantuan untuk kelompok tani, berupa bibit jagung, ternyata diperjual belikan.

“Kami harapkan Disperik Boltim, agar dapat menjalankan tugas dengan baik dan amanah. Sehingga para kelompok binaan yang benar-benar anggotanya nelayan, justru disepelekan alias pemberian bantuan terkesan pilih kasih,” sindirnya.

Dia meminta Disperik Boltim, perlu mendata kembali semua bantuan yang diberikan. Karena ada yang sudah rusak, dijual dan masih beroperasi nelayan.

Kepala Disperik Boltim Erna Mokodongan, melalui Kepala Bidang Pemberdayaan Nelayan Kecil, Malik Jocom, mengatakan, total nelayan tangkap binaan Dinas Perikanan Boltim sekitar 500 nelayan.

“Kami sudah realisasi bantuan hingga tahun ini 450 nelayan. Tinggal 50 nelayan belum terima,” ujar Malik Jocom.

Tahun 2019 ini ada bantuan yang bakal diberikan Disperik, 10 motor tempel dari anggaran DAU Rp 380 juta. 34 alat pendeteksi ikan Rp170 juta dan 6 kapal 3 GT sebesar Rp 660 juta.

Lanjut dia, tahun berikut dinas mengusulkan kembali untuk pengadaan mesin katinting, tempel, kapal dan perlengkapan tangkap. Nelayan yang belum menerima bantuan, bisa memasukkan proposal ke Dinas Perikanan atau melalui Sangadi di desa.

“Nantinya kami akan turun melakukan verifikasi terhadap proposal yang dimasukan nelayan,” ujar Malik lagi.

(Parz)

Leave A Reply

Your email address will not be published.