Pekerja Tambang Bakan: “Kami Juga Butuh Makan”

0

BOLMONG – Penutupan lokasi tambang emas Bakan rupanya sangat mempengaruhi kebutuhan hidup masyarakat, khususnya para pekerja tambang. Saat ini mereka mengaku kesulitan mencari nafkah untuk keluarga.

“Ada ribuan pekerja yang menggantungkan hidupnya dan keluarga di sana,” kata Safrudin Mokodompit, warga Desa Bakan, Minggu 14 Oktober 2018.

Lepas dari persoalan aturan atau tidak legalnya lokasi tersebut, akan tetapi kami pekerja juga adalah rakyat yang butuh makan untuk hidup.

“Kami meminta kepada Pemerintah dalam hal ini bupati dan seluruh pihak terkait, penentu dan pengambil kebijakan agar dapat mencarikan solusi, sesuai dengan harapan masyarakat khususnya kami penambang,” pintanya.

Dampak dari penutupan aktifitas tambang juga ternyata dirasakan para pemilik warung makan kecil yang ada di sekitar lokasi. Seperti yang dikatakan Ina Paputungan, saat dijumpai Detiksulawesi.

“Kasihan pak, bahkan sekarang sudah tidak ada lampu penerang digubuk kami. Warung makan kami pun sudah tidak laku lagi. Padahal ini satu-satunya harapan biaya hidup untuk keluarga. Biasanya sehari sampai seratus ribu penghasilan di sini, mulai dari jasa parkiran motor dan kopi yang dipesan para pekerja,” ucapnya.

Hasil pantauan, lokasi tambang Bakan kini sunyi, senyap. Tidak ada lagi aktifitas kecuali petani yang lewat ke kebun dan personel TNI-Polri yang ditugaskan menjaga pintu masuk di wilayah tambang. Penjagaan dilakukan ekstra ketat dengan senjata lengkap.

Penulis: Adeputra

Leave A Reply

Your email address will not be published.